Thursday, September 29, 2005
MEDIA
Dalam berkomunikasi secara visual, hal yang paling penting adalah dimana dia nantinya akan ditempatkan.
Karena itu diperlukan yang namanya MEDIA. Media dalam komunikasi visual sangatlah beragam. Akhir-akhir ini bahkan ditemui banyak sekali media dengan bentuk yang juga beragam.
Media Vs Sarana
MEDIA: Metode komunikasi umum yang membawa pesan.
Misalnya: TV, Surat Kabar, Majalah, dll.
SARANA: pilihan program atau siaran di mana pesan akan dipasang.
Misalnya: TransTV, Indosiar, MTV, A+, Aneka, dll.
Dalam dunia periklanan dikenal istilah Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL).
ATL menurut Frank Jeffkins (Periklanan, 1997:86) merupakan media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan, sedangkan BTL tidak memberikannya.
Artinya, biro iklan tidak berhak menerima komisi dari biaya operasional dari media-media BTL.
Perbedaan lainnya terletak pada sifat media itu sendiri. Sifat ATL merupakan media ‘tak langsung’ yang mengenai audience, karena sifatnya yang terbatas pada penerimaan audience. Sedangkan BTL media yang ‘langsung’ mengena pada audience karena sifatnya yang memudahkan audience langsung mencerap satu produk/pesan saja.
Media ATL, antara lain: Surat kabar, Majalah, Televisi, Radio, Media luar ruang (outdoor), Bioskop, dll.
Media BTL, antara lain: directmail, katalog, Point of Purchase, Pameran, brosur, dll.
MEDIA PRIMER DAN SEKUNDER VS ATL DAN BTL
ATL maupun BTL berbeda artinya dengan media primer dan sekunder. Media primer adalah media yang diutamakan dalam sebuah kampanye iklan sedangkan media sekunder adalah media-media yang sifatnya menunjang atau melengkapi.
Televisi bisa menjadi media sekunder bila ternyata brosur lebih efektif dijadikan media primer…begitu juga sebaliknya!
Sekarang yang lagi hangat dibicarakan di kalangan periklanan adalah media baru yang namanya Through The Line (TTL). TTL merupakan media yang sifatnya menetap dan menyesuaikan dengan media di sekeliling dia, sifatnya juga langsung berinteraksi dengan audience...mempunyai daya stopping power yang kuat.
Namun yang diingat adalah semua media ada kekuatan maupun kelemahannya. Jadi tidak bisa menunjuk pada satu media saja yang kita anggap sempurna atau efektif, semua tergantung pada strategi dalam melakukan proses perencanaan media.
(dari berbagai sumber)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment